Senin, 21 April 2014

MOVIE REVIEW

THE GREAT GATSBY
ROMEO AND JULIET VERSI FITZGERALD

Judul:
The Great Gatsby
Year:
2013
Director:
Baz Luhrmann
Cast:
Leonardo DiCaprio, Carey Mulligan, Tobey Maguire, Joel Edgerton
Duration:
143 mins.
Genre:
Drama, romance






The Great Gatsby boleh dibilang menjadi ajang reuni bagi Baz Luhrmann dan Leonardo DiCaprio. Ya, setelah sama-sama terlibat dalam film Romeo+Juliet tahun 1996, sang sutradara kembali mempercayakan peran utama dalam filmnya pada Leonado. The Great Gatsby, yang sejatinya adalah sebuah novel sastra karangan F.Scott Fitzgerald pada tahun 20-an, pernah beberapa kali diangkat ke layar kaca maupun layar lebar. Namun, film terakhir yang dirilis pada musim panas 2013 lalu ini terasa begitu istimewa bagi penulis. Film ini dianggap paling mampu menggambarkan jalan cerita berikut suka duka yang hendak disampaikan oleh Scott Fitzgerald. Menampilkan bintang-bintang papan atas Hollywood seperti Leonardo DiCaprio, Tobey Maguire, Carey Mulligan, dan Joel Edgerton, The Great Gatsby menjadi salah satu film terbaik pada tahun 2013 menurut penulis.
SINOPSIS
Film ini sebenarnya diceritakan melalui seorang narrator, Nick Carraway (Tobey Maguire) yang harus menjalani rehabilitasi akibat ketergantungan alkohol. Disini ia kemudian diminta untuk menulis mengenai kenangan-kenangan mengenai dirinya ataupun yang berhubungan dengan itu. Nick lalu memilih menceritakan kisah saat ia pertama kali tiba di New York, untuk belajar tentang ekonomi sekaligus bekerja di Wall Street.
Nick yang baru pertama kali mengunjungi New York menyewa sebuah tempat tinggal di Long Island, tepatnya di wilayah West Egg, sebuah rumah kecil yang berdiri di antara rumah-rumah megah kalangan elit. Nick menyadari bahwa tepat disamping rumah kecilnya berdiri sebuah rumah mewah bak istana milik seorang pria kaya misterius.
Nick Carraway baru menyadari siapa pria itu saat ia berkunjung ke rumah sepupunya Daisy (Carey Mulligan), yang menikah dengan teman Nick sewaktu di Yale, Tom Buchanan (Joel Edgerton). Di rumah itu juga hadir seorang pegolf wanita terkenal bernama Jordan Baker (Elizabeth Debicki). Dari pertemuan itu Nick akhirnya tahu bahwa jutawan yang tinggal di sebelah rumahnya adalah Gatsby, sosok yang kerap mengadakan pesta mewah setiap akhir pekan yang selalu dihadiri orang-orang New York dari berbagai kalangan.
Yang mengejutkan bagi Nick adalah, bahwa beberapa hari kemudian Nick menerima undangan langsung dari Gatsby untuk menghadiri pestanya. Maka pada akhir pekan berikutnya Nick berkunjung ke “istana” Gatsby, dan benar saja, ratusan orang dari kalangan borjuis Kota New York datang ke pesta Gatsby dengan berbondong-bondong tanpa undangan. Hanya Nick yang diundang. Di pesta itu Nick sempat bertemu kembali dengan Jordan Baker, sebelum akhirnya Nick bertemu langsung dengan sang tuan rumah, Gatsby (Leonardo DiCaprio).
Nick kaget mendapati pria misterius yang dalam beberapa hari terakhir diamatinya adalah seorang pria muda yang tampan, jauh dari  yang sempat ia pikirkan. Nick sebelumnya sempat melihat sosok Gatsby berdiri di pinggir dermaga sambil berusaha meraih seberkas sinar hijau yang muncul dari seberang teluk.
Sejak pesta tersebut, Nick mulai menjalin pertemanan dengan Gatsby, walaupun ternyata masih banyak hal yang belum diketahuinya tentang sosok misterius Gatsby. Semuanya mulai menjadi jelas ketika suatu saat Gatsby meminta sebuah bantuan pada Nick. Sebuah bantuan yang tidak terpikirkan oleh Nick sebelumnya. Melalui Jordan Baker, Gatsby meminta Nick untuk mengundang sepupunya, Daisy untuk minum teh. Tanpa sepengetahuan Nick, Gatsby ternyata menjalin hubungan dengan Daisy 5 tahun lalu, namun harus berpisah karena Gatsby harus ikut dalam perang dunia pertama. Saat perang usai, Gatsby yang masih berstatus pria miskin menolak untuk kembali dan meminta Daisy untuk menunggunya sampai ia sukses dan menjadi kaya. Namun setahun kemudian, Daisy justru dilamar oleh Tom Buchanan, seorang anak konglomerat New York. Sekarang setelah 5 tahun, Gatsby kembali masih dengan cintanya yang sama terhadap Daisy. Ia datang dengan kekayaannya, membangun sebuah rumah mewah dikawasan West Egg, tepat berseberangan dengan rumah Daisy di seberang teluk di Kawasan East Egg. Gatsby juga rutin menyelenggarakan pesta mewah tiap minggunya, berharap Daisy juga berkunjung ke pestanya, namun itu tidak pernah terjadi.
Akhirnya pada suatu sore, Nick memenuhi permintaan Gatsby. Nick mempertemukan Gatsby dan Daisy dalam sebuah jamuan minum teh di rumahnya. Gatsby yang terlihat grogi terus diyakinkan oleh Nick bahwa Daisy hanya merasa malu, persis seperti Gatsby.
Setelah kejadian sore itu, pertemuan antara Gatsby dan Daisy pun terus berlangsung. Baik Gatsby, Daisy, maupun Nick dan Baker pun tahu bahwa keduanya masih saling mencintai. Terlebih mendapati kenyataan bahwa Tom, suami Daisy juga bukanlah suami yang baik, yang kerap berselingkuh dengan wanita lain di New York.
Hubungan antara Gatsby dan Daisy lambat laun tarcium juga oleh Tom. Gatsby yang sudah merasa muak dengan kesombongan Tom dan kelakuannya mendesak Daisy untuk mengatakan kalau dirinya hanya mencintai Gatsby dan tak pernah mencintai Tom. Dalam keadaan tertekan Daisy merasa panik dan memilih kabur ke rumahnya dengan mengendarai mobil Gatsby ditemani oleh Gatsby.
Di perjalanan, tragedi itu akhirnya terjadi, Myrtle (Isla Fisher) yang merupakan selingkuhan Tom berlari kearah mobil Gatsby karena mengira mobil itu dikemudikan oleh Tom. Daisy yang sedang menyetir dalam keadaan stress menabrak Myrtle hingga tewas. Untuk melindungi Daisy, Gatsby akhirnya meminta pada Nick untuk tidak mengatakan bahwa Daisy-lah yang menyetir. Gatsby rela disalahkan atas kecelakaan yang terjadi.
Malam itu, setalah semua yang terjadi, ditemani oleh Nick, di rumah mewahnya Gatsby terus menunggu telefon dari Daisy hingga pagi hari. Pagi harinya, Nick pamit pada Gatsby untuk kembali bekerja, sementara Gatsby terus menunggu telefon dari Daisy mengenai rencana mereka untuk pergi meninggalkan New York. Petaka bagi Gatsby terjadi saat ia sedang berenang pagi itu. George Wilson, (Jason Clarke), suami Myrtle yang merasa sakit hati pada Gatsby yang dianggap telah berselingkuh dan membunuh istrinya datang ke rumah Gatsby dan membunuh Gatsby dengan sebuah pistol.
Hari itu, Gatsby meninggal dengan menanggung semua kesalahan dari orang-orang di sekitarnya. Ia dituduh telah berselingkuh dengan Myrtle, menabrak Myrtle hingga tewas, dan juga tuduhan akan kasus korupsi yang menghasilkan kekayaannya. Namun Nick sebagai seorang teman tahu bahwa semua itu tidak benar. Pada hari pemakaman Gatsby, tak satupun orang yang hadir kecuali Nick. Bahkan Daisy pun memilih pergi bersama suaminya pindah keluar kota. Kenyataan ini membuat Nick jijik dan kemudian meninggalkan Kota New York dengan begitu banyak kenangan indah dan menyakitkan bersama sahabatnya Gatsby. Bagi Nick, satu-satunya orang yang tidak pernah membuatnya merasa jijk dan benci hanyalah Gatsby.
REVIEW
Luhrmann kembali dengan gayanya dalam sebuah film. The Great Gatsby tampak menjadi sebuah karya ambisius bagi sutradara berdarah Australia ini. Setelah sukses dengan Moulin Rouge! (2001), Luhrmann terlihat ingin melakukan hal yang sama dengan The Great Gatsby. Mengusung tema cinta nan tragis yang terlihat pada endingnya, plus DiCaprio sebagai pemeran utama, semakin mengingatkan penulis pada karya Luhrmann yang lebih lawas lagi, Romeo+Juliet (1996).
Secara garis besar, The Great Gatsby adalah sebuah film tentang perjuangan cinta yang berakhir tragis, namun dibungkus dengan bumbu-bumbu glamor, penuh warna, dan cenderung hedonis khas masyarakat New York tahun 1920-an. Film-nya sendiri terlihat sangat mirip dengan karakter utama Gatsby. Terlihat menawan dan serba mewah di luar, namun sangat rapuh dan menyimpan kepedihan yang teramat sangat di dalamnya.
Namun demikian Luhrmann, dirasa masih kurang mampu membuat kesan yang kuat pada tokoh Gatsby.  Tokoh Gatsby sendiri rasanya masih ditampilkan ditengah kesimpang-siuran karakter yang sebenarnya. Meskipun menjelang bagian akhir film Nick Carraway sempat menuturkan siapa sebenarnya Jay Gatsby dan asal muasalnya, penjelasan ini dirasa belum cukup untuk meyakinkan penonton mengenai siapa Gatsby sebenarnya, hal yang berefek pada kurangnya simpati yang diberikan penonton terhadap Gatsby setelah kematiannya.
Dalam penyajian jalan ceritanya, Luhrmann dianggap mampu menutupi plot awal film yang dirasa agak membosankan dengan adanya scene-scene yang menampilkan pesta-pesta megah nan glamor, serta dihiasi tata busana dan efek visual yang memanjakan mata. Tata musik dan backsound yang ditampilkan secara apik oleh Jay-Z juga menjadi nilai plus tersendiri bagi film ini, meskipun terkesan agak berlebihan untuk sebuah film yang ber-setting tahun 20-an.
Deretan Cast yang terlibat dalam film ini juga mampu memberikan “nafas” tersendiri. Leonardo DiCaprio sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas aktingnya. Bahkan boleh dibilang ini adalah salah satu penampilan terbaik DiCaprio sejauh ini. Aktingnya kali ini jelas sudah jauh lebih dewasa dibanding saat bekerja sama dalam film Luhrmann sebelumnya, Romeo+Juliet. DiCaprio mampu memainkan perannya sebagai seorang pria terhormat nan kaya raya melalui gaya bicara, sorot mata, bahkan dengan senyuman dan lambaian tangan yang ia tujukan kepada sahabatnya, Nick Carraway. Hal yang sama sekali berbeda kalau kita bandingkan dengan aktingnya dalam film lain seperti saat menjadi penyelundup berlian dalam Blood Diamond (2006). Diluar dari kurang maksimalnya sang sutradara dalam mengeksploitasi karakter Jay Gatsby, Leonardo boleh dibilang berhasil melaksanakan tugas yang nyaris sempurna sebagai Jay Gatsby.
Carey Mulligan juga dianggap sukses dalam memerankan karakter Daisy Buchanan. Setelah tampil dengan gaya vulgar dan cenderung urakan dalam film Shame garapan Steve McQueen pada 2011, Mulligan bertransformasi menjadi gadis dewasa, manis, dan mampu memikat penonton dengan tatapan innocence-nya baik saat tertawa maupun saat berurai air mata. Hanya saja, Mulligan dianggap kurang mampu menghasilkan chemistry yang maksimal dengan DiCaprio, lawan mainnya sebagai pemeran utama. Akting yang dibangun Mulligan bersama DiCaprio sebagai Daisy-Gatsby dianggap masih belum mampu menyamai kulitas yang dihasilkan oleh DiCaprio dan Kate Winslet sebagai Jack-Rose dalam Titanic.
Joel Edgerton yang memerankan Tom Buchanan juga tampil mengejutkan. Setelah tampil dalam wujud seorang pria yang sangat menyayangi keluarga dan rela melakukan apa saja demi anak dan istrinya dalam Warrior (2011), Edgerton tampil dengan peran yang berbeda kali ini. Tom Buchanan yang ia perankan adalah sosok pria kaya yang gemar bermain api di belakang istrinya. Tampilan khas bangsawan New York tahun 20-an dan dihiasi kumis hitamnya semakin mempertegas kesan sombong dan arogannya. Dan harus diakui, Edgerton sukses memerankan tokoh Tom Buchanan ini. Selain DiCaprio, ia boleh dibilang sebagai tokoh lain yang mampu memberikan nyawa dalam film ini, bahkan kontribusinya terasa lebih besar ketimbang Carey Mulligan sendiri.
Tobey Maguire seharusnya mampu memberikan kontribusi yang lebih nyata dalam film ini. Namun tidak seperti yang seharusnya, Maguire dirasa tampil terlalu standar, tidak jelek tapi juga tidak bisa dikatakan istimewa. Bahkan selain sebagai narator dan mak comblang antara Gatsby dan Daisy, perannya bisa dibilang tak berarti apa-apa. Hanya di bagian akhir Maguire baru dianggap mampu tampil selayaknya Nick Carraway sebagai seorang sahabat dan orang yang benar-benar peduli pada Gatsby. Terlebih di bagian akhir ini pulalah kita baru mendapati bahwa Carraway juga yang menyimpan semua fakta dan kebenaran mengenai Gatsby.
Jason Clark dan Isla Fisher juga tampil baik meskipun diberikan ruang yang tidak terlalu luas oleh Luhrmann. Namun ruang yang serba terbatas itu mampu dimaksimalkan oleh mereka menjadi salah satu sumber masalah melalui peran mereka sebagai George Wilson dan Myrtle.
Terakhir yang cukup menyita perhatian adalah sosok Jordan Baker yang diperankan oleh Elizabeth Debicki. Sebagai aktris yang relatif cukup baru, Debicki terlihat tidak kagok ketika harus bermain bersama nama-nama besar seperti DiCaprio, Maguire, dan Mulligan. Bahkan menurut penulis, Debicki mampu menjadi daya tarik tersendiri dalam hampir setiap scene dan shoot kamera yang menampilkan dirinya, baik pada saat berkata-kata maupun saat diam.
Secara umum, penulis merasa bahwa The Great Gatsby karya Luhrmann kali ini mampu menjadi interpretasi terbaik dari novel karya Fitzgerald. Bahkan mampu tampil lebih baik dibanding Romeo+Juliet dan tidak kalah dengan Moulin Rouge! yang dianggap sebagai film terbaik Luhrmann sejauh ini.
Dengan mengusung tema yang sebenarnya tidak bisa dibilang baru, penulis tetap mampu melihat The Great Gatsby sebagai salah satu film drama-romance terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya, The Great Gatsby merupakan sebuah film yang sangat direkomendasikan oleh penulis kepada anda yang menyukai kisah cinta tragis ala Romeo-Juliet, dan disertai tambahan musikalisasi glamor, harmonis, dan penuh warna khas Moulin Rouge!. (amn.)

RATING:
IMDb                     : 7.3/10
Rotten Tomatoes  : 49%
Rating Penulis      : 8.7/10





Tidak ada komentar:

Posting Komentar